.............

Tampilkan postingan dengan label Obat-obatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Obat-obatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Juli 2014

cara mudah budidaya Jahe merah



 Sekarang siapa sih yang tidak kenal JAHE. Tanaman yang sangat populer di Indonesia, sekoteng, bandrek dan wedang adalah beberapa produk minuman yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir setiap malam, terutama di daerah perkotaan, kita sering disapa oleh para penjual keliling minuman tersebut. Atau sekarang coba tengok kalau kita pergi ke mini market atau swalayan, selalu ada produk-produk dengan bahan dasar jahe yang mejeng rapi di rak-rak etalase.

Tidak secara tiba-tiba pamor jahe ini begitu tenar, namun tanaman ini sudah sekian lama diketahui manfaatnya oleh orang tua kita sejak dulu. Pemakaiannya begitu meluas karena ternyata manfaatnya sangat banyak. Tidak hanya dipakai sebagai salah satu bumbu pelengkap masakan saja, namun juga ternyata banyak pula digunakan untuk tujuan di bidang kesehatan, terutama untuk jenis Jahe Merah.

Beberapa manfaat dari  jahe di bidang kesehatan tersebut dapat saya sebutkan sebagai berikut :

  •     Sebagai obat herbal
  •     Sebagai antioksidan, antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik (anti kanker), dan kardiotonik (penguat fungsi jantung)
  •     Pencegah Obesitas
  •     Anti diare dan mual
  •     Anti hiperlipidemia (lemak berlebih)
  •     Melancarkan aliran darah
  •     Obat untuk kolesterol


Setelah anda baca mengenai manfaat jahe, jenis dan klasifikasinya,  terutama Jahe Merah, mari kita lanjutkan ke analisa peluang usaha. Terdapat beberapa faktor, menurut saya, yang perlu kita perhitungkan, mari kita mulai (kalau ada yang kurang, tambah sendiri ya…hehehe)
Faktor yang Memungkinkan Budidaya Jahe Merah Menguntungkan

Mari kita urai beberapa yang mungkin akan menjadi faktor menguntungkan atau mendukung keberhasilan budidaya jahe merah

    Permintaan terhadap Jahe Merah masih cukup tinggi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.  Silahkan anda browsing dan searching mengenai permintaan produk agro ini.
    Tanaman Jahe bisa tumbuh pada ketinggian 0 – 2.000 m.dpl. sehingga cakupan tempat budidaya relatif luas.
    Teknis budidaya relatif mudah, dengan menggunakan media tanam di dalam polybag ataupun karung bisa dilakukan. Dengan demikian lahan yang dibutuhkan tidak perlu luas, kita bisa memanfaatkan lahan di pekarangan atau halaman rumah yang tidak produktif. Cara atau teknik budidaya pun sudah banyak tersedia dan banyak dipraktekkan. Anda pun dapat melakukan budidaya jahe merah sistem organik dengan mudah.
    Harga jual jahe merah menurut perkembangan pasar saat ini memang tidak setinggi seperti tahun-tahun sebelumnya, namun saya lihat masih memiliki nilai ekonomis. Apalagi bila dilakukan pengolahan jahe menjadi produk turunan, misalnya serbuk jahe dan gula, harganya tentu akan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding harga jahe mentah .
    Belum begitu banyak yang melakukan budidaya jahe, meskipun di beberapa daerah sudah menjadi komoditi andalan, tengok misalnya di beberapa daerah di Sukabumi, Tasikmalaya atau di daerah Brebes, tanaman ini menjadi salah satu komoditi andalan daerah.
    Biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah. Kita hanya perlu menyediakan polybag atau karung, tanah, pupuk, dan bibit serta biaya pemeliharaan yang tidak begitu besar, apalagi bila dilakukan oleh kita sendiri.

Hambatan Budidaya Jahe Merah

    Kualitas jahe harus benar-benar diperhatikan karena hal ini akan menentukan harga jual. Sekedar info, kualitas jahe Indonesia masih di bawah negara lain (ga percaya ? browsing dong…). Bagaimana cara mengatasinya ? Pola budidaya organik yang telah dilakukan oleh beberapa mitra HCS  terbukti dapat menanggulangi masalah kualitas ini.  Jadi tidak perlu khawatir, kita bisa sharing koq…
    Serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit ini akan berhubungan dengan kualitas dan jumlah hasil budidaya. Namun masalah penyakit dapat ditekan dan dicegah apabila teknis budidaya kita mengikuti pola yang benar.
    Penjualan hasil budidaya. Hal ini memang menjadi masalah klasik di Indonesia, hampir untuk semua komoditi. Belum ada regulasi yang jelas mengenai sistem penjualan maupun patokan harga.  Tapi ga usah pusing, mengenai penjualan komoditas jahe ini, mungkin anda bisa menjual langsung ke distributor, pasar, industri jamu atau minuman, atau anda menjalin kerja sama dengan kelompok tani jahe misalnya di Sukabumi, Tasikmalaya maupun Brebes yang sudah terlebih dahulu mapan untuk ikut nebeng jual. Yang penting, kita harus usahakan mendapatkan harga beli yang layak dan masih mempunyai nilai ekonomis sedang-tinggi. Ironis memang, sebagai contoh, minggu kemarin saya pergi belanja ke sebuah swalayan terkenal, iseng-iseng lihat harga jahe gajah yang dijual Rp. 19.850,-/kg, kemudian iseng juga nelpon ke ‘pengepul jahe’ yang ternyata menerima jahe gajah dengan harga beli Rp. 8.000,- saja……hadduh

Teknis Budidaya Jahe Merah

Setelah menimbang mengenai peluang dan kemungkinan hambatannya, mari kita pelajari teknis budidaya tanaman yang satu ini agar kita sama-sama mendapat gambaran umum yang lebih lengkap.  Banyak pola tanam yang bisa kita terapkan, di sini saya akan coba bahas teknis budidaya organik jahe merah menggunakan pola HCS.  Namun sebelumnya coba kita pelajari secara umum karakteristik tanaman jahe berikut ini :

Syarat tumbuh :

     Iklim : Tanaman jahe memerlukan curah hujan antara 2.500-4.000 mm/thn
    Pada umur 2,5 – 7 bulan perlu cukup sinar matahari. Artinya, tanaman ini harus berada di tempat terbuka agar cukup sinar matahari sepanjang hari
    Suhu udara yang optimal adalah 20 – 35 derajat Celcius
    Secara umum dapat tumbuh pada keasaman tanah dengan pH 4.3 – 7.4, kecuali untuk jenis Jahe Gajah pada pH 6.8 – 7.0
    Tumbuh baik pada tanah subur dan gembur, serta banyak mengandung humus

Persiapan Bibit atau Benih Jahe Merah

Kita dapat melakukan penanaman dari bibit jahe merah yang sudah siap tanam atau sudah bertunas antara 5-10 cm.  Namun apabila tidak tersedia, kita dapat menyemaikan bibit dari bentuk rimpang.  Apabila menyemaikan sendiri, perhatikan kualitas rimpang yang akan disemaikan.  rimpang untuk disemaikan haruslah berasal dari induk yang cukup tua umurnya, permukaan rimpang mengkilat dan tidak cacat serta tidak terlihat ada bekas diserang hama.
1. Teknik Persiapan Rimpang

Rimpang yang akan disemaikan (tentunya setelah diseleksi), dibersihkan dan kemudian dijemur namun hati-hati jangan terlalu kering. kemudian…..

    Simpan selama 1 – 1.5 bulan.
    Patahkan rimpang dengan tangan, yang mana setiap potongan tadi memiliki 3 – 5 mata tunas, kemudian dijemur kembali selama 1/2 sampai 1 hari (lihat cuaca).
    Masukkan potongan rimpang tersebut ke dalam karung
    Buat larutan PHEFOC HCS, dengan dosis : 1 tutup botol PHEFOC dilarutkan ke dalam 14 liter air, kemudian ditambah 2 sendok makan gula pasir, aduk sampai rata dan biarkan selama 15 menit.
    Potongan rimpang yang sudah dalam karung kemudian dicelupkan ke dalam larutan PHEFOC selama 15 menit. Angkat dan tiriskan. Tujuan perendaman dengan PHEFOC adalah agar bibit terbebas dari patogen asal penyakit dan memiliki daya tahan lebih tinggi untuk mendapat serangan penyakit, ya mirip di-immunisasi dulu lah…
    Selama menunggu proses ‘pe-nirisan’, buatlah larutan SOT HCS dengan dosis : 5 tutup botol SOT dilarutkan ke dalam 14 liter air, dan ditambahkan pula 3 sendok makan gula pasir. Aduk hingga rata dan biarkan selama 15 menit
    Setelah cukup ditiriskan, bakal bibit tadi kemudian direndam selama kurang lebih 6 jam dalam larutan SOT HCS yang telah dibuat tadi.  Tujuan perendaman dengan SOT adalah agar nantinya bibit dapat tumbuh dengan baik dan sehat terutama pada saat-saat awal penanaman
    Setelah 6 jam, karung berisi benih tersebut kemudian ditiriskan sampai kering. Dan benih sudah siap untuk disemaikan.

2. Teknik Penyemaian Rimpang

Beberapa cara dapat dilakukan untuk penyemaian bibit jahe dari rimpang ini. Dengan menggunakan sistem kotak kayu atau dengan cara membuat bedengan.  Kali ini saya ulas penyemaian dengan memakai kotak kayu.

    Buat kotak kayu dengan ukuran misalnya 50 x 100 cm dengan tinggi 10 cm. Bentuknya seperti nampan. Tahu nampan kan ?
    Buat campuran tanah untuk media semai dengan bahan campuran : tanah dan pupuk bokashi (lihat cara membuat Pupuk Bokashi), perbandingannya adalah tanah : pupuk bokashi = 3 : 1
    Kemudian campuran tanah tersebut masukkan ke dalam kotak dan disebar secara merata
    Benamkan potongan-potongan rimpang jahe ke dalam tanah tersebut. Kemudian tutup tipis dengan tanah atau daun kering
    Lakukan perawatan dengan cara menyiram media semai tadi dengan air 2 kali sehari
    Waktu yang dibutuhkan untuk penyemaian berkisar antara 2-4 minggu. Sabaar…

Teknik Penanaman Jahe

Teknik penanaman jahe berikut yang saya pilih adalah dengan memanfaatkan media tanam dalam polybag atau karung.  Di sini saya memilih karung karena kebetulan mudah diperoleh dan murah, meskipun katanya rada-rada rapuh kalau sudah lama, tapi coba saja lah.  Teknik memakai polybag atau karung ini banyak juga yang menyebut sebagai cara budidaya tanaman vertikultur, artinya budidaya tanaman secara vertikal atau bertingkat.
1. Alat dan Bahan

    Karung (disini saya memakai ukuran 40 x 100 cm), jumlah terserah anda. Saat ini saya siapkan 100 karung
    Sekop atau cangkul, untuk mengaduk
    Ember
    Pupuk Bokashi
    Tanah

2. Penanaman Bibit

    Buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3 : 1.
    Masukkan campuran tanah tersebut ke dalam karung dengan ketinggian kurang lebih 15 cm atau 1/5 tinggi karung.  Untuk memudahkan, sebelumnya tekuk dulu permukaan karung bagian atas.
    Ambil rimpang jahe hasil penyemaian, patah-patahkan rimpang jahe tersebut dengan tangan menjadi 2-3 ruas, yang mana setiap ruas minimal terdapat 2 mata tunas
    Bibit jahe kemudian ditanam 3-5 cm ke dalam tanah dalam karung tadi.  Setiap karung dapat diisi beberapa titik tanam, atur misalnya 2 – 3 titik tanam. Rata-rata sih katanya kira-kira 200 gr bibit cukup untuk satu karung.
    Atur penyimpanan karung posisinya lebih tinggi dari permukaan tanah. Buat kolom gundukan tanah memanjang, setiap gundukan kolom bisa diisi 2-3 baris karung.





3. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Jahe

Tahap berikutnya adalah perawatan dan pemeliharaan tanaman.  Kegiatan ini meliputi penyiraman tanaman, pemberian pupuk dan penanggulangan penyakit

    Pada tahap awal, lakukan penyiraman air secara teratur dan rutin pagi dan sore selama kurang lebih seminggu, bertujuan agar tunas tidak kering dan layu
    Selanjutnya, penyiraman dilakukan sehari sekali kecuali pada kondisi kemarau sebaiknya penyiraman dilakukan dua kali
    Pada usia tanaman 2 – 4 minggu lakukan penyemprotan atau penyiraman dengan fermentasi SOT.  Sebelumnya lakukan fermentasi larutan dengan dosis : 5 tutup botol SOT + gula pasir 3 sdm + urine ternak 2 liter + feses ternak cair 2 liter. Fermentasi dilakukan selama 24 jam, kemudian larutkan dalam 15 liter air. Kemudian baru digunakan untuk menyemprot atau menyiram
    Penyemprotan dengan SOT bergantian dengan PHEFOC dengan interval 2-4 minggu sekali
    Pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat keluar rimpang jahe ke permukaan, lakukan penimbunan dengan campuran tanah dan bokashi (perbandingan tanah : bokashi tetap 3 : 1). kurang lebih setinggi 10 cm
    Selalu lakukan penyiangan media tanam dari hama berupa gulma/rumput agar tidak mengganggu pertumbuhan rimpang
    Penimbunan dilakukan terus secara berulang sampai  tanaman jahe berusia sekitar 8 bulan atau sampai karung terisi penuh dengan tanah
    Rata-rata usia optimal penanaman jahe berkisar antara 8 – 10 bulan, ditandai dengan mulai mengeringnya daun
    Dengan pola tanam seperti ini, diharapkan hasil panen jahe per karung mencapai minimal 10 kg

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama  yang paling sering menyerang tanaman jahe adalah kepik, ulat penggesek akar dan kumbang. Sedangkan penyakit berupa penyakit layu bakteri, busuk rimpang, dan bercak daun.

Analisa ini saya lakukan secara praktis berdasarkan rencana penanaman pada 100 karung media tanam.  Yang diperhitungkan adalah total biaya yang dikeluarkan meliputi modal awal dan biaya pemeliharaan dibandingkan dengan target pemasukan uang berdasarkan hasil penjualan tanaman jahe.

1. Biaya yang saya keluarkan meliputi :

    Karung                  : 100 karung x Rp. 600,-     = Rp. 60.000,-
    Pupuk Bokashi    :                                             = Rp. 50.000,-Karena saya belum mempunyai limbah ternak sendiri, jadi terpaksa saya beli dulu kotoran ternak.
    Bibit Jahe              :  100 karung x Rp. 1.000   = Rp.100.000,-
    Pupuk SOT dan PHEFOC                                  = Rp.250.000,-
    Ongkos kerja : Gratis, kerjain aja dulu sendiri.  Kalaupun minta bantuan, mungkin cukup keluar uang Rp.100.000 untuk pengerjaan membuat campuran tanah dan memasukkan ke dalam karung
    Lain-lain atau tidak terduga                         = Rp.500.000,-                                                  TOTAL Biaya yang sudah dan akan saya keluarkan  =  Rp. 960.000,-

2.  Hasil Penjualan Jahe Merah

Berdasarkan pengalaman di tempat lain dan informasi dari petani jahe merah yang sudah berjalan. Rata-rata hasil panen jahe merah per karung atau polybag dengan cara di atas dapat mencapai 10-15 kg/karung.  Bahkan ada diantara salah seorang mitra HCS dapat mencapai produksi 20 kg/karung. Di sini, saya berandai-andai panen per karung anggap saja hanya mencapai 5 kg/karung.  Jadi perkiraan total hasil panen 100 karung x 5 kg = 500 kg

Harga per kg Jahe Merah memang fluktuatif dikisaran Rp.10.000 – Rp.15.000,- tergantung pembeli dan kualitas tentunya.  Saya berandai lagi di sini, harga jual yang akan saya peroleh anggap saja rendah yaitu Rp. 6.000,-/kg (berdasar informasi pengepul minimal Rp.8.000,-/kg).

    Hasil penjualan : 500 kg x Rp. 6.000  =  Rp. 3.000.000,-

Keuntungan atau laba : Rp. 3.000.000,- – Rp. 960.000,- = Rp. 2.040.000,-

Parameter kelayakan usaha : B/C rasio  :  3.125, atau anggap saja jelek-jeleknya di 2.0

B/C ratio menunjukkan angka di atas 1, ini menandakan usaha budidaya jahe merah masih termasuk layak.
Gambaran Peluang Usaha

Menurut analisa secara umum di atas, budidaya tanaman jahe merah dengan sistem organik HCS masih layak untuk dilakukan (Benefit Cost ratio 3.125). Karena masih layak, saya sekarang sedang merintis untuk membuktikan aplikasinya langsung, ya semoga saja lancar…

Rencana saya malah akan melakukan penanaman setiap bulan sekali. Kenapa akan saya lakukan seperti itu ? Karena nantinya mulai pada 8 – 10 bulan mendatang, saya berharap bisa panen Jahe setiap bulan. Artinya, mudah-mudahan setiap bulan saya akan mendapat tambahan pemasukan uang minimal  Rp. 2.040.000,-/bulan.

Apabila prospeknya stabil dengan trend yang bagus, kemungkinan saya akan menambah jumlah media tanam lebih dari 100 karung, why not ?  Kalau per karung butuh lahan 1 meter persegi, maka saya akan butuh minimal total 800 meter persegi.  Masih kurang lahan ? Mungkin saya akan coba pola penyimpanan media tanam bertingkat.  Why not II ? Targetnya adalah meningkatkan jumlah hasil panen per karungnya, dengan demikian meskipun harga relatif tetap, saya akan mendapat keuntungan lebih dari jumlah panen yang meningkat. Dan bagi anda yang memiliki lahan 1 (satu) are atau bahkan berhektar-hektar silahkan anda hitung sendiri potensi yang dapat dihasilkan.

Jadi, bagaimana menurut anda ? Menanam Jahe Merah Mungkinkah Jadi Milyuner ?

Jawaban saya sih mungkin saja, sejauh kita berani bekerja keras dan berusaha. Untuk tahap awal, tidak apa-apa lah saya rela jadi Jutawan dulu….hehe.  Next, bukan hal yang tidak mungkin saya jadi seorang Milyuner sukses dari budidaya Jahe Merah !!

Rabu, 11 Juni 2014

Khasiat tanaman Kumis Kucing Untuk Kesehatan


Siapa yang tidak kenal dengan tanaman obat yang satu ini, bentuknya yang mirip kumis kucing, menjadi ciri khas tanaman obat yang satu ini. Tapi jangan salah selain bebentuk kumis kucing, ternyata tanaman obat ini banyak manfaat nya untuk mengobati bermacam penyakit.

Daun kumis kucing di teliti mengandung glikosida orthosiphonin yang berkhasiat untuk melarutkan asam urat, fosfat dan oksalat dari tubuh. Terutama dari kandung kemih, empedu dan ginjal.

Khasiat kumis kucing ini bisa digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit seperti, infeksi ginjal akut dan kronis, rematik, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi kandung kencing.

Tanaman kumis kucing Untuk memperlancar pengeluaran air kemih
- Kumis Kucing 30 gram
- Akar Alang-alang 30 gram
- Meniran 30 gram

Semua dicuci sampai bersih, kemudian rebus dengan air sebanyak tiga gelas. Tunggu sampai mendidih, sampai tersisa kira-kira 1.5 gelas air. Kemudian ramuan tersebut diminum 3x sehari sebanyak setengah gelas.

Tanaman kumis kucing Untuk mengobati batu ginjal
- Daun kumis kucing 25 gram
- Daun ngokilo 25 gram
- Daun meniran dengan akarnya 25 gram
- Daun keji beling, dicuci 25 gram

Semua bahan diatas direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari.

Atau bisa juga dengan cara berikut ini:
- Daun kumis kucing 3 genggam
- Daun keji beling dicuci 5 helai

Kedua bahan tadi direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih. Diminum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari.

Agar pengobatan berjalan dengan lancar, Hindari makan durian, daging kambing, serta makanan pedas. Semoga bermanfaat (berbagai sumber)

Manfaat dan Khasiat Buah Pinang Untuk Kesehatan


Manfaat dan Khasiat Buah Pinang Untuk Kesehatan - PINANG, bentuk dari pohonnya adalah tinggi tidak bercabang agak mirip dengan pohon kelapa.
Pohon pinang sering tumbuh dipinggiran peringgan tanah penduduk desa.
Buah yang masih muda berwarna hijau, kulit akan berubah warna tatkala semakin tua akan menjadi kuning. Kulit bersabut halus.

Daging buah yang sudah tua ( kering ) sekarang menjadi komoditas export ke mancanegara.

Untuk apa bagi mereka ?
Saya tidak akan mengatakan yang tidak saya tahu.

MANFAAT buah pinang.
Sepanjang yang saya tahu buah pinang pada saat saya kecil orang-orang tua suka mengunyahnya.
Nyatanya, orang-orang tua kami dulu sampai tua dan hingga meninggal dunia memiliki gigi yang masih kuat dan utuh.
SEKARANG, acapkali kita mengalami dan menyaksikan orang yang SAKIT gigi, tidak memandang usia.
Itu berarti pinang sangat bermanfaat bagi ketahanan gigi manusia.
Ini salah satu MANFAAT dari buah pinang.

Andai, ada pengusaha lokal yang peduli untuk mengekstrak dan memproduksi buah pinang sebagai ( campuran komposisi pada produk makanan ringan ) bukan tidak mungkin mampu memelihara keutuhan gigi masyarakat secara umum.
Tentu dengan memasukkan buah pinang dan manfaatnya pada MATA PELAJARAN dan dengan adanya gerakan sosialisasi terpadu.
Pasti akan mendatangkan keuntungan bagi produsen dan konsumen sekaligus menciptakan lapangan kerja.
Para petani bergairah menanamnya sebagai tambahan di ladangnya.
Siapa yang perduli ???
Bukankah sekarang ini masih tinggi angka pengangguran dimana-mana ?
MANFAAT buah pinang muda.

Pernah seorang tetangga saya, setiap buang air besar selalu diikuti dengan keluarnya darah segar, bahkan bisa keluar dengan sendirinya.
Untuk berobat orang ini tidak mampu karena tergolong ekonomi sangat lemah.
Dari orang yang datang membesuk,ada salah seorang yang menganjurkan untuk mencari buah pinang muda.
Setelah didapat dianjurkan supaya kulitnya dikupas.
Buah pinang muda yang telah dikupas kulitnya itu diberikan kepada yang sakit kemudian menyuruh untuk memakannya.
Selang beberapa saat, ternyata hasilnya sangat luar biasa orang tersebut spontan tidak merasakan desakan seperti sebelumnya.
Sepele bukan ??
HATI-HATI dengan pendarahan yang setiap saat bisa terjadi oleh sebab apapun.
Inilah solusinya.
Manfaat dan Khasiat Buah Pinang Untuk Kesehatan
( Cara konsumsi : kupas buah pinang muda lalu dicuci selanjutnya dikunyah dan ditelan )
Kesimpulan, buah pinang muda mampu membantu mengatasi pendarahan...

Buah pinang jika sering dikonsumsi akan mencegah sakit gigi dan masalah PENDARAHAN.
TERUTAMA bagi kaum hawa...
Wanita lebih sering mendapatkan masalah pendarahan.
Saya SARANKAN seringlah mengkonsumsi sebelum masalah itu datang.
Mudah-mudahan pengalaman ini dapat disosialisasikan oleh para pembaca kepada orang-orang yang dicintai, kemudian kepada jiran tetangga dan kepada siapapun.
Semoga bermanfaat,
Mohon saran dan kritiknya..
Terima kasih.

Rabu, 06 November 2013

cara mudah Budidaya Undur-undur




Ada yang tahu serangga yang bernama Undur-undur? Ternyata, selain serangga ini memiliki keunikan tersendiri terhadap siklus hidupnya yang melalui proses metamorfosis sempurna, Undur-undur juga terkenal dengan khasiatnya sebagai obat alternatif.

Tak jarang banyak diantara masyarakat yang menjadikan Undur-undur ini sebagai ladang bisnis bagi mereka yang pintar mencari. Biasanya, Undur-undur ini akan dicari oleh mereka, lalu dikumpulkan, kemudian dijual ke agen-agen tertentu yang menjalankan sistem jual-beli Undur-undur. Memang harganya tidak terlalu mahal, harga seekor Undur-undur itu hanya dihargai 2000 rupiah saja. Tapi tentu lain hasilnya dong jika kita membudidayakannya sendiri. Pasti keuntungannya pun akan berlipat ganda.

Nah, bagi kalian yang hobi budidaya ternak, tidak ada salahnya kalian jadikan Undur-undur ini sebagai serangga ternak. Karena cara budidayanya yang cukup mudah, maka banyak juga yang tertarik untuk membudidayakannya.

Undur-undur termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut:

1. Telur

Tidak tersedia data. Ukuran telur sangat kecil, diperkirakan tidak lebih besar dari telur jangkrik. Telur dihasilkan dari pembuahan antara capung (imago) jantan dan betina. Telur, oleh capung betina dilepaskan pada tanah dengan tekstur pasir atau debu. Telur akan menetas dan berkembang menjadi larva. Ditandai dengan adanya sarang berupa galian tanah.

2. Larva


Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Larva inilah yang kita kenal dengan nama “undur-undur”, dikarenakan jalannya yang mundur.

3. Pupa


Pupa adalah kepompong, pada saat undur-undur sudah tidak lagi melakukan kegiatan, pada saat itu juga terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Adanya gumpalan tanah berbentuk bola merupakan ciri undur-undur dalam fase pupa.

4. Imago


Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, binatang ini merupakan ordo Neuroptera. Ordo Neuroptera adalah serangga yang bersayap jala. Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.

Budidaya Undur-Undur

Untuk sekedar memelihara, biasanya dimulai dari fase larva berukuran kecil (kurang dari 2 cm). Undur-undur dapat dipelihara di dalam ruangan pada cetakan agar-agar atau gelas aqua ( untuk pemeliharaan secara soliter, 1 wadah untuk 1 ekor) yang sudah diisi pasir atau bisa juga dilepaskan pada media berpasir di luar ruangan. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai terkena sinar matahari atau siraman air.

Pada kondisi pemeliharaan yang terbatas/ sempit (di dalam cetakan agar-agar atau gelas aqua), undur-undur hanya dapat bermetamorfosis sampai tahap pupa (bahkan dapat mencapai fase imago, tapi dengan kondisi sayap dan ekor tidak sempurna).

Agar undur-undur dapat berkembangbiak, diperlukan lahan yang memadai. Dari hasil pengamatan (dari berbagai sumber), undur-undur yang dipelihara di luar ruangan (dibuatkan semacam gubuk bambu beratap seng, beralaskan tanah dan tanpa dinding), setelah undur-undur bermetamorfosis hingga fase imago (capung), akan didapatkan lubang-lubang sarang yang baru berukuran kecil disamping lubang-lubang sarang yang sudah ada.

Sarang Undur-undur

Hal ini (mungkin) dikarenakan lubang-lubang sarang yang sudah ada sebelumnya, mampu menjadi daya tarik bagi induk-induk capung untuk bertelur. Akan tetapi, hal tersebut masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti, kenyamanan, ketersediaan pakan, cahaya dan siraman air. Undur-undur yang selama hidupnya mendapatkan cukup makanan, cahaya dengan sedikit gangguan (misalnya tanpa diganggu oleh injakan kaki manusia, atau ayam, atau kucing, atau yang lainnya), setelah mencapai fase imago (capung), biasanya akan kawin dan meninggalkan telurnya di samping sarang-sarang yang sudah ada.

Pada undur-undur yang dipelihara dalam wadah terbatas, undur-undur yang bermetamorfosis hanya menjadi pupa (kepompong), dapat juga ditetaskan dalam wadah yang lebih luas agar organ-organ yang tumbuh menjadi sempurna saat bermetamorfosis menjadi imago (capung). Meskipun dengan kemungkinan yang sangat kecil sekali, capung-capung tersebut dapat bereproduksi menghasilkan keturunan-keturunan baru di lokasi yang nyaman bagi kelangsungan hidup selama menjadi undur-undur (bisa di lahan yang kita siapkan, bisa juga di lokasi yang lain).

Panen Undur-Undur

Undur-undur dapat dipanen (dipancing keluar dari sarangnya), dengan berbagai metode :

1. Dipancing dengan serangga yang diikat tali
Serangga yang dapat digunakan antara lain semut merah (semut rangrang) atau serangga lain yang bisa diikat dengan benang. Setelah umpan digigit, undur-undur akan mudah ditangkap.

2. Ditiup dengan sedotan
Dengan cara ditiup, massa pasir yang lebih ringan akan keluar terbawa tiupan angin. Sedangkan undur-undur dengan massa yang lebih berat akan tertinggal, sehingga mudah ditangkap.

3. Disendok dan diayak dengan jaring/ saringan teh
Setelah disendok, undur-undur yang diperkirakan ada di dalam sendok bersama pasir, dituang ke dalam jaring dan diayak, undur-undur akan kelihatan dan mudah ditangkap.

4. Didorong dengan lidi
Metode ini, merupakan metode penemuan tersendiri dan sering digunakan dalam berburu undur-undur. Pada lahan dengan jumlah sarang yang banyak, metode ini sangat cepat dan praktis untuk digunakan. Cukup dengan memasukkan lidi (atau tusuk gigi), tepat pada tengah-tengah sarang, undur-undur akan bergerak kebelakang (sesuai sifat berjalannya, mundur). Dengan mengetahui kemana arah undur-undur berjalan mundur, lidi yang sama digunakan untuk mendorong maju sehingga undur-undur keluar dari sarangnya dan mudah ditangkap.

Lalu apa khasiat Undur-undur?

Penggunaan Undur-undur untuk mengobati penyakit diabetes, dalam terminologi orang awam, hanya merupakan “pengobatan dukun” yang telah turun-temurun sejak dulu dan terbukti mujarab. Meski begitu, ternyata dalam perkembangannya telah ada praktisi kesehatan yang juga sering membuatkan resep Undur-undur untuk mengatasi gangguan gangren akibat kadar gula darah tinggi.

Dalam teori kesehatan, Undur-undur memang berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah. Undur-undur mirip dengan cacing tanah dan lintah yang dapat menembus atau menghancurkan gumpalan-gumpalan pada pembuluh darah.

Para praktisi kesehatan meyakini bahwa Undur-undur ini bisa membuat regenerasi sel menjadi lebih baik. Kandungan sulfonylurea yang terdapat di dalam Undur-undur ini ialah zat yang sama dengan sulfonylurea yang sudah biasa digunakan untuk pembuatan obat-obat diabetes melitus.

Kandungan sulfonylurea dalam undur-undur ternyata memiliki kinerja yang sama dengan obat diabetes melitus buatan yang kini banyak beredar. Sulfonylurea dalam bentuk anti-diabetik oral hanya cocok digunakan untuk mengobati diabetes melitus tipe 2 karena cara kerjanya memperbaiki pankreas dalam mensekresikan insulin.

Itulah, sekelumit tentang Cara Budidaya Undur-undur serta Khasiat Undur-undur Bagi Kesehatan. Dikarenakan alasan tersebutlah maka banyak para pemburu undur-undur yang akan menjadikannya sebagai ladang uang. Atau membudidayakannya sebagai ladang bisnis.

Tidak ada salahnya kalian mencoba bisnis yang satu ini. Peluang Usaha Budidaya Undur-undur memang tergolong masih baru, namun jika ditekuni hasilnya pun pasti akan memuaskan.

cara Mudah bisnis budidaya tanaman Jahe


 Budidaya Tanaman Jahe. Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik, merupakan tanaman rumpun berbatang semu yang dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, minuman, dan obat-obatan tradisional. Tanaman jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur, temu lawak, dan lengkuas. Tanaman Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia dan mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik untuk dikembangkan. Saat ini jahe telah menjadi salah satu

 komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang cukup tinggi. Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe segar olahan dam minyak atsiri. Negara-negara tujuan ekspor jahe adalah Amerikan Serikat, Belanda, Uni Emirat Arab, Pakistan, Jepang, dan Hongkong.

A. Jenis-jenis Tanaman Jahe

Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas, yaitu:

jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum); rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.


    Jahe putih/kuning besar (Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak; rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam rimpang 0,82 - 2,8%.



    Jahe putih/kuning kecil (Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit; ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5 %), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.



Syarat Tumbuh Tanaman Jahe

1. Iklim

    Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
   
 Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas cahaya matahari 70 - 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.

Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.

.2. Ketinggian Tempat

    Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
    Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 900 m dpl.

3. Media Tanam

    Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. 

    Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.

    Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

 Budidaya Tanaman Jahe
1. Pembibitan
1.1. Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

  •     Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
  •     Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
  •     Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.

1.2. Teknik Penyemaian Bibit Jahe

Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan.

a) Penyemaian pada peti kayu

Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.

b. Penyemaian pada bedengan

Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.

Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

 Penyiapan Bibit Jahe
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.

. Pengolahan Tanah

  Pembukaan Lahan

Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.

Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.

 Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.

 Penanaman Jahe
Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 - 7 cm. Bibit jahe ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.

 Pemeliharaan Tanaman

1. Penyiangan gulma

Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.

2. Penyulaman

Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.

3. Pembumbunan

Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.

4. Pengendalian organisme pengganggu tanaman

Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang memadai, kecuali dengan menerapkan tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari perlukaan (penggunaan abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi kebun secara rutin.

Tanaman yang terserang layu bakteri segera dicabut dan dibakar untuk menghindari meluasnya serangan OPT. Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.). Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.

  Pemupukan

Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.

Panen

Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.

Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.

Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

 Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dihasilkan rata-rata 27 ton rimpang segar per ha, calon varietas unggul jahe putih kecil (JPK 3; JPK 6) dengan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin 2,39 – 8,87%. Sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36%.

 Pascapanen

1. Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

2. Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.

3. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.

4. Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).

5. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

6. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.